Wednesday, April 17, 2013

Ulasan kejadian pesawat terbang

Tulisan ini bermaksud membantah ulasan yang tidak bertanggung jawab.

Sebuah kecelakaan penerbangan terjadi. Seperti biasa, ulasan mengalir di media massa. Mulai dari penerbang sampai yang mulia anggota dewan. Semuanya berebut menjadi ahli penerbangan instan juga paranormal. Berikut adalah beberapa FAQ yang mungkin bisa menjawab penasaran anda, tapi apapun pertanyaan anda silahkan merujuk pada 2 poin terakhir:

1. Ruang hampa: Tidak ada ruang yang bernama ruang hampa di atmosfir bumi. Yang ada adalah turbulensi, itupun dipelajari oleh penerbang untuk mengenali turbulensi.
2. Percakapan pilot dan ATC: Secara umum ada 2 jenis penerbangan yang mempengaruhi percakapan ATC dan pilot: VFR (Visual Flight Rules) dan IFR (Instrument Flight Rules), yang boleh di IFR belum tentu boleh di VFR begitu pula sebaliknya.
3. VFR: Pilot harus terbang melihat keluar dari kaca depan pesawatnya, kalau dia terbang VFR dan menabrak gunung, maka disiplin terbangnya diragukan karena dia berarti masuk ke daerah jarak pandang rendah . Di Indonesia VFR butuh jarak pandang 5 km untuk terbang di bawah 10 ribu kaki.
4. VFR clearance: Ijin ATC untuk VFR menunjukkan bahwa pilot harus terbang berdasarkan penglihatannya termasuk menghindari tebing, gunung, antenna, gedung dan lainnya. Dengan ijin VFR ini pilot bisa terbang di ketinggian di bawah puncak gunung. Contohnya terbang di 5000 kaki di dekat gunung yang ketinggiannya 7000 kaki.
5. ELT: Emergency Locator Transmitter adalah alat yang akan menyiarkan sinyal darurat di 3 frekuensi termasuk data satelit dengan mengirimkan lokasi terakhir dan registrasi pesawat. Harus ada di pesawat besar. ELT ini akan aktif pada saat terjadi benturan atau terendam air.
6. Pilotnya baru sekali terbang di Indonesia: Pertama kali terbang di satu daerah tidak mempengaruhi keamanan penerbangan.
7. Kabut adalah masalah bagi penerbangan visual, tapi kabut bukan alasan untuk menabrak gunung karena pada waktu akan masuk kabut, penerbangan visual bisa di cancel dan diteruskan dengan penerbangan IFR.
8. GPWS: ada alat yang bernama GPWS (Ground Proximity Warning System) yang akan berteriak dengan suara manusia kalau pesawat mendekati dataran tinggi tidak peduli VFR atau IFR. Normalnya alat ini tidak boleh dimatikan.
9. Ada perbedaan antara pesawat jatuh dan menabrak gunung, sama dengan jatuh dari motor berbeda dengan menabrak tembok.
10. Juga ada perbedaan antara mendarat darurat dengan diversion (mengalihkan pendaratan). Mesin pesawat terbakar, maka pesawat mendarat darurat, kalau ada penumpang sakit lalu pesawat mendarat di tempat lain maka namanya diversion.
11. Sertifikasi diperlukan jika registrasi pesawat diubah menjadi registrasi Indonesia, jika tidak, maka sertifikasi dari negara asal sudah cukup, syaratnya negara tersebut mengikuti Chicago Convention.
12. Jumlah bahan bakar di pesawat di sebut endurance (ketahanan terbang), jika pesawat sudah kehilangan kontak lebih dari endurancenya maka kemungkinan pesawat sudah mendarat darurat atau crash. Tapi tidak bisa langsung disimpulkan pesawat jatuh karena kehabisan bahan bakar.
13. Setiap percakapan ATC dan pilot, bahkan percakapan antar unit ATC, direkam dan juga dijadikan bahan investigasi.
14. Awak pesawat keluar dengan parasut dari pesawat jet komersial hanya ada di test flight atau di film-film. Dalam keadaan kabin bertekanan dan kecepatan tinggi, pintu pesawatpun tidak bisa dibuka.
15. Kunci semua pertanyaan anda ada pada black box atau kotak hitam yang berada dalam badan pesawat. Black box inilah yang merekam percakapan pilot-ATC pada Cockpit Voice Recorder (CVR) dan data-data penerbangan dalam Flight Data Recorder (FDR).
Jadi jangan percaya semua analisa kacangan di media massa biarpun diberikan oleh orang terkenal sekalipun selama black box belum ditemukan atau belum di analisa.
16. Analisa black box (jika sudah ditemukan) akan memakan waktu bulanan atau malah bukan tidak mungkin beberapa tahun. Jadi sabar saja menunggu laporannya sebelum mulai berkomentar.

Tolong forward atau share hal ini untuk menghentikan pembodohan bangsa oleh bisnis beberapa media massa yang kurang bertanggung jawab atau "pakar" asbun. Yang paling penting saat ini kalau tidak bisa turut serta langsung dalam proses pemulihan dalam sebuah kecelakaan adalah berdoa bagi para korban dan menolong meringankan beban keluarganya.

sumber : Fadjar Nugroho, ilmuterbang.com

No comments:

Post a Comment